GETTY IMAGES/GARETH CATTERMOLE
Kompas | Sarie Febriane | Minggu, 24 Oktober 2010
GETTY IMAGES/GARETH CATTERMOLE
Bon Jovi saat tampil di London, Juni 2010.
Bon Jovi bicara soal generasi hari ini yang menurut dia konsumtif lewat lagu ”What Do You Got?”. ”Generasi sekarang adalah generasi yang mengonsumsi,” kata Jon Bon Jovi dalam wawancara dengan harian ”Kompas”.
Orang bisa menjadi kaya atau miskin. Orang bisa menjadi raja atau ”cuma” bidak. Tapi, untuk apa semua itu jika manusia hidup tanpa cinta, kasih sayang. Begitu Bon Jovi bicara soal kehidupan yang mungkin terdengar klise. Tapi, Bon Jovi merasa perlu menyampaikan dan mengingatkan itu kepada ”pendengarnya”. Lewat musik rock tentu.
Berikut penggalan lirik yang ditulis Jon Bon Jovi: ”You can live on the street, you can rule the whole world/But you don’t mean one damn thing/ What do you got, if you aint got love…./ If you ain’t got love, what the hell we doing it for….”
Jon mengatakan, dirinya terinspirasi dari gambaran kondisi masyarakat era ini yang dikuasai oleh hasrat mengonsumsi. ”Ketika krisis ekonomi dunia (tahun 2008) amat terasa di Amerika . Tampak sekali ternyata materi menjadi tak ada artinya. Banyak orang yang tidak bahagia. Apakah dengan memiliki rumah besar misalnya, akan membuat kita bahagia? Ternyata tidak. Itu menginsipirasi lagu itu,” ujar Jon.
”Generasi sekarang adalah generasi yang mengonsumsi. Namun, kebahagiaan pada akhirnya tidak dapat diukur dari hal-hal material yang dapat dimiliki,” ujar Jon dalam wawancara via telepon, Senin (18/10).
Jon menyadari, mungkin pesan lagunya terlalu idealis. Namun, seseorang harus mengatakannya. Persis seperti John Lennon dalam Imagine, yang merasa harus menyatakan sesuatu apa yang menjadi kerisauan jiwanya, Bon Jovi juga mengakui bahwa mungkin ia hanya pemimpi: ”Maybe I’m a dreamer, but I still believe/ I believe in hope, I believe the change can get us off our knees….”
”Greatest Hits”
Lagu ”What Do You Got” termuat dalam album Greatest Hits yang akan dirilis pada 20 November 2010. Lagu-lagu pada album tersebut menandai masa kejayaan Bon Jovi dan menjadi jembatan untuk empat lagu baru mereka. Selain ”What Do You Got?”, lagu baru lainnya adalah ”No Apologies”, ”This is Love This is Life”, dan ” The More Things Change”.
Sedangkan lagu hits yang dibawa Bon Jovi di album kumpulan terbaik ini, antara lain, ”Livin’ on a Prayer”, ”You Give Love a Bad Name”, ”It’s My Life”, ”Wanted Dead or Alive”,
”Bad Medicine”,
”I’ll Be There for You”, ”Blaze of Glory”,
”Always”, ”Keep the Faith”, ”Someday I’ll Be Saturday Night”,
dan ”Bed of Roses”.
Setelah melampaui 25 tahun kariernya, Jon mengaku dapat terus memelihara semangat bermusik karena hasrat hidupnya memang bermusik, mengubah lagu. Menulis lagu baginya menjadi sarana untuk menuangkan pikiran, gagasan, lalu membaginya dengan orang lain. Kepuasan itu baginya melampaui hal-hal lain.
”Kita butuh untuk menyampaikan (gagasan) dan berbagi dengan orang lain,” kata Jon. Berbagi gagasan itu juga termasuk tentang generasi konsumtif dalam ”What Do You Got?”.
Bon Jovi sebagai band termasuk awet. Band ini dibentuk di New Jersey, Amerika Serikat, 27 tahun silam dan relatif awet formasinya. Mereka adalah Jon Bon Jovi atau aslinya John Francis Bongiovi sebagai vokal utama, Richie Sambora (gitar), David Bryan (keyboard), Tico Torres (drum), dan Hugh McDonald (bas).
Orisinal
Dalam rentang 27 tahun berkiprah di pentas rock, Bon Jovi telah merilis 10 studio album, 2 album live, 1 album kompilasi, dan 1 boxset. Seluruh penjualan album tersebut di seluruh dunia telah melebihi 120 juta keping. Indonesia menyumbangkan 1,2 persen sendiri dari jumlah total tersebut.
Dalam rangka merilis The Greatest Hits, Jon Bon Jovi melayani wawancara per telepon dengan berbagai media di Asia, mulai dari Korea Selatan, Hongkong, China, India, Malaysia, Singapura, hingga Indonesia. Wawancara dengan media di Indonesia dilakukan per telepon, Senin (18/10) malam di Kantor Universal Musik Indonesia.
Jon mengatakan, sejak album pertama mereka keluar 25 tahun lalu, perjalanan musik mereka tak pernah berhenti. Bagi Jon, setiap masa dalam perjalanan karier Bon Jovi merupakan masa yang penting.
”Ketika saya masih berusia 16-17 tahun dan bermain di sebuah nite club, saat itu menjadi masa yang terpenting bagi saya. Ketika lalu saya masuk studio rekaman saat itu masa yang terpenting, ketika meluncurkan album self-titled saat itu menjadi masa terpenting. Setiap tahapan dalam perjalanan menjadi yang masa yang terpenting bagi kami. Ini soal panjangnya perjalanan karier,” tutur Jon.
Jon menuturkan, amat penting baginya untuk bermusik tanpa pretensi suatu karya harus menjadi suatu yang sukses dan populer. ”Jika hanya demikian, dan terlebih hanya karena ingin meniru orang yang telah lebih dahulu populer di televisi, hal itu cenderung membuat orang terjebak untuk meniru. Karya itu harus orisinal, itu penting,” kata Jon.
http://cetak.kompas.com/read/2010/10/24/04431266/bon.jovi.untuk.generasi.mengonsumsi